Ditanya soal jilboobs, lurah cantik ini merasa miris


MERDEKA.COM. Dunia maya sempat dihebohkan dengan istilah jilboobs alias kaum perempuan berjilbab namun memamerkan lekuk tubuh. Kontroversi pun bermunculan dari masyarakat hingga pejabat, ada yang protes, tapi tak sedikit yang mendukung.


Sebagai muslimah berjilbab, istilah Jilboobs ini sempat membuat Lurah cantik asal Garut, Ratnarahayu Pitriaty, miris. Menurutnya, wanita yang berpenampilan demikian belum memahami makna jilbab yang sesungguhnya.


"Tapi saya hargai usahanya, tapi mereka masih butuh dibina, diberikan pengetahuan jilbab itu seperti apa," kata wanita yang mengenakan jilbab sejak 2012 ini.


Dia tak bisa menjelaskan alasan seorang wanita tampil dengan busana demikian. Bisa saja, pengetahuan yang terbatas sehingga belum paham mengenai penggunaan jilbab sesuai syariat Islam.


Dia pun membagi kisah awal mula mengenakan jilbab. Menurutnya, niat itu tiba-tiba saja muncul pada 2012, tepatnya setelah ulang tahunnya 14 Juli. Pada 15 Juli 2012 malam, ia bermimpi jilbab menyelamatkannya.


"Di mimpi itu saya ada semacam angin, lalu hanya hijab yang menyelamatkan saya lewat hijab. Ketika bangun saya nangis," ungkap Ratna.


Setelah terbangun dan menangis, ia segera berkaca di depan cermin dan merasakan ada kekurangan. Oleh karena itu, hari itu juga ia menggunakan jilbab hingga sekarang.


"Akhirnya spontan 15 Juli saya gunakan jilbab. Meski jauh dari syar'i, tapi saya usahakan," tuturnya.


Ratna menambahkan, salah besar bila seorang wanita takut berjilbab akan mengurangi dan menghambat karirnya. Justru, katanya, jilbab akan mempermudah dan membuat hidup indah, karena jilbab wanita merasa terlindungi.


Walaupun kerap mengikuti zaman, ia tak mengikuti tren hijabers. Ratna lebih nyaman dengan gaya jilbab syar'i seperti yang dipakai Oki Setiana Dewi di film Ketika Cinta Bertasbih.


"Meski menjadi artis tapi dia bisa syar'i, itu harus diteladani. Budi pekertinya juga. Statement apapun juga sejuk, jadi gaya muslimahnya itu benar-benar. Saya senang dia," kagumnya.


Meski cantik dipandang mata, buat Ratna, tren hijabers yang kerap melilit-lilir kain terlalu ribet dan memakan waktu. Alasan lainnya, suami protes.


Berkaca dari fenomena itu, ibu beranak satu ini mengajak wanita muslim agar untuk melaksanakan kewajiban menutup aurat. "Yuk, kita semua berjilbab dengan benar, meski saya belum benar juga," ujarnya.


Dunia maya sempat dihebohkan dengan istilah jilboobs alias kaum perempuan berjilbab namun memamerkan lekuk tubuh. Kontroversi pun bermunculan dari masyarakat hingga pejabat, ada yang protes, tapi tak sedikit yang mendukung.


Sebagai muslimah berjilbab, istilah Jilboobs ini sempat membuat Lurah cantik asal Garut, Ratnarahayu Pitriaty, miris. Menurutnya, wanita yang berpenampilan demikian belum memahami makna jilbab yang sesungguhnya.


"Tapi saya hargai usahanya, tapi mereka masih butuh dibina, diberikan pengetahuan jilbab itu seperti apa," kata wanita yang mengenakan jilbab sejak 2012 ini.


Dia tak bisa menjelaskan alasan seorang wanita tampil dengan busana demikian. Bisa saja, pengetahuan yang terbatas sehingga belum paham mengenai penggunaan jilbab sesuai syariat Islam.


Dia pun membagi kisah awal mula mengenakan jilbab. Menurutnya, niat itu tiba-tiba saja muncul pada 2012, tepatnya setelah ulang tahunnya 14 Juli. Pada 15 Juli 2012 malam, ia bermimpi jilbab menyelamatkannya.


"Di mimpi itu saya ada semacam angin, lalu hanya hijab yang menyelamatkan saya lewat hijab. Ketika bangun saya nangis," ungkap Ratna.


Setelah terbangun dan menangis, ia segera berkaca di depan cermin dan merasakan ada kekurangan. Oleh karena itu, hari itu juga ia menggunakan jilbab hingga sekarang.


"Akhirnya spontan 15 Juli saya gunakan jilbab. Meski jauh dari syar'i, tapi saya usahakan," tuturnya.


Ratna menambahkan, salah besar bila seorang wanita takut berjilbab akan mengurangi dan menghambat karirnya. Justru, katanya, jilbab akan mempermudah dan membuat hidup indah, karena jilbab wanita merasa terlindungi.


Walaupun kerap mengikuti zaman, ia tak mengikuti tren hijabers. Ratna lebih nyaman dengan gaya jilbab syar'i seperti yang dipakai Oki Setiana Dewi di film Ketika Cinta Bertasbih.


"Meski menjadi artis tapi dia bisa syar'i, itu harus diteladani. Budi pekerti nya juga. Statement apapun juga sejuk, jadi gaya muslimahnya itu benar-benar. Saya senang dia," kagumnya.


Meski cantik dipandang mata, buat Ratna, tren hijabers yang kerap melilit-lilit kain terlalu ribet dan memakan waktu. Alasan lainnya, suami protes.


Berkaca dari fenomena itu, ibu beranak satu ini mengajak wanita muslim agar untuk melaksanakan kewajiban menutup aurat. "Yuk, kita semua berjilbab dengan benar, meski saya belum benar juga," ujarnya.


Baca Berita Selanjutnya:

Cegah kasus Azirwan terulang, perlu RUU Etika Birokrasi

Wajib TOEFL 600, PNS Kemendag hanya digaji Rp 2 juta

Tilep perjanan dinas, sanksi dipecat membayangi

Dana perjalanan dinas akan ditampung di satu rekening

Like us on Facebook | Follow us on Twitter | Follow us on Google+


Sumber: Merdeka.com

Komentar