Ruhut: Saya Malu jadi Anggota DPR Makan Gaji Buta


TRIBUNNEWS.COM - "Kawan-kawanku ku di DPR, saya ingatkan, saya malu jadi anggota DPR, karena kita satu bulan satu hari ini makan gaji buta." Begitu ungkapan kekecewaan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat (PD), Ruhut Sitompul menanggapi terbelahnya DPR dari kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).


Menurut Ruhut, 560 anggota DPR sudah sebulan terakhir sejak dilantik belum melaksanakan tugasnya dan hanya makan gaji buta karena adanya konflik perebutan kursi-kursi pimpinan DPR, komisi dan alat kelengkapan DPR dari kedua kubu ini.


Konflik politik tersebut membuat para anggota DPR yang digaji dari APBN alias uang rakyat tidak produktif, tak terkecuali yang berasal dari kubu KIH Jokowi-JK yang berslogan 'Kerja, Kerja dan Kerja'.


"Apa kalian juga tidak malu dengan rakyat? Karena itu, kedua kubu itu segera lah kembali ke jalan yang benar," ucapnya.


Ruhut mengatakan, fraksi parpolnya tidak mendukung salah satu kubu karena berposisi sebagai penyeimbang pemerintah. Menurutnya, sikap ngotot kedua kubu yang ingin menguasai posisi strategis di DPR adalah tidak tepat.


"Saya sesalkan peristiwa itu karena SBY mengajarkan dalam berpolitik, kita harus siap menang dan kalah. Jadi, kedua kubu itu tidak menghayati, tidak menjalani siap menang dan kalah," tuturnya.


Menurut Ruhut, tidak semestinya kedua kubu ribut tentang kursi-kursi pimpinan DPR, komisi-komisi dan alat kelengkapan DPR. "Kasih lah kesempatan. Kita ini sudah wakil rakyat sudah membagi kelengkapan Dewan. Kita ini Dewan Perwakilan Rakyat, bukan Dewan Perwakilan Partai," sindirnya.


Bagi Ruhut, adanya DPR tandingan dari kubu KIH adalah hubungan sebab akibat. "Sebenarnya kalau kita ini ingin dewasa, yah jangan lakukan itu. Jangan mau terpancing. Ingat, yang memilih kita itu rakyat dan Tuhan," ujarnya.


Baca Juga:


NU: Hanya DPR yang Bisa Selesaikan Konfliknya Sendiri


Penyesalan Ketua PBNU pada Kemelut Dualisme Pimpinan DPR


Belum Sebulan Jadi Anggota DPR, Artis Ini Mengaku Perannya Masih Sebatas 'Jadi Wayang'



Komentar